Sabtu, 06 November 2010

RINDU TEBAL

RINDU TEBAL



Seminggu sudah lama nya waktu ku tinggal kan tanah kelahiran ku, rinduku tebal kasih yang kekang detik kedetik bertambah kekang…pagi yang ku telusuri riuh tak bernyanyi,malam yang ku jalani sepi tak berarti,saat kereta mulai berjalan riduku tebal tak tertahankan,terlintas jelas dalam benakku makian bapak usir ku pergi.
“..Pergi dari rumah ini…” teriak bapak ku..!!!! akupun hanya tertunduk menguraikan air mata sambil meningalkan rumah,hanya menangis yang emak bisa dengan terpaksa ku tinggalkan desa.
Seekor kambing ku curi,milik tatangga tuk makan sekeluarga, bapak tak mau mengerti hilang satu anak tuk harga diri,akupun pergi dengan meninggal kan coreng hitam di muka bapak yang membuat malu keluarga ku.setelah ku meninggal kan desa aku mengamen untuk menyambung hidup.
Kulangkah kan kaki ku yang rapuh tinggalkan sepi kota asal ku, saat pagi buta ku sandang gitar usang ku coba menantang keras kehidupan,ku datangi rumah-rumah tak jemu petik tali-tali senar gitar ku dari tenda ke tenda warung yang terbuka lantang nyanyikan lagu, tak pasti jalur jalan hidup ku…ku coba paksakan tuk melangkah.
Seusai ngamen aku pun beristirahat di sebuah ruko yang tidak di tempati sambil menghitung uang hasil ngamen lalu aku ter menung sajenak aku berfikir ingin kembali ke desa tapi apa mungkin mereka mau terima.dan azan dzuhur pun berkumandang dan membangunkan lamunan ku,aku pun bergegas menuju masjid yang tidak jauh dari ruko yang tadi aku singgahi seusai solat aku pun berdo’a “ya…allah maaf kan semua kesalahan ku”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar